KUNJUNGILAH.... BLOG PETUALANGAN DI HUTAN DAN ALAM BEBAS..MARILAH KITA BERBAGI PENGALAMAN BERPETUALANG YANG PENUH DENGAN TANTANGAN DAN PENUH MISTERI...SELAMAT MENIKMATI...!!!! VISIT...BLOG ADVENTURE IN THE FOREST AND NATURAL...PLEASE WE SHARE THE EXPERIENCE ADVENTURE FULLY LOADED WITH CHALLENGES AND ENJOY THE MYSTERY....

Kamis, 19 Maret 2015

Karangan fiksi :Embah Jambrong

  Sungguh...aku sangat tidak suka melihat sosok Mbah Jambrong. Dari awal kepindahan dia ke kampung kami, aku jijik melihatnya. Aku ingat betul ketika orang itu ditemukan oleh warga yang sedang ronda malam disebuah pos ronda yang tidak jauh dari rumahku. Aku terbangun dari tidurku ketika diluar terdengar suara orang bercakap-cakap, jam di dinding menunjukan pukul dua lewat seperempat. Dari balik gorden aku mengintip keluar, ingin tahu apa yang sedang terjadi. Tampak dibawah pantulan sinar lampu neon di pos ronda,sosok seorang laki-laki tua dengan wajah berewokan duduk menggigil kedinginan, di sebelahnya teronggok mainan anak-anak, aku berfikir mungkin dia seorang pedagang mainan yang kemalaman dijalan.
Keesokan harinya ,atas kebijaksanan kepala desa, orang itu diperbolehkan tinggal di rumah kosong dekat balai desa. Sudahlah aku tidak peduli mau dimana dia tinggal ,bukan urusanku.
   Sejak itu, setiap pagi Mbah Jambrong selalu lewat didepan rumahku dan selalu menyapa dan mengajaku tersenyum tapi aku tidak sudi menjawab sapaan dan senyuman dia. Biasanya aku langsung masuk kerumah dan cepat-cepat menutup pintu. huu...mana sudi aku berteman dengan orang yang tidak jelas. Kalau melihat bajunya yang dekil dan bau rasanya ingin muntah. Aku juga mendapat kabar dari anaku yang masih SD kalau Mbah Jambrong kalau pagi hari berjualan mainan di sekolahan.
Suamiku juga pernah berkata kalau Mbah Jambong setiap masuk waktu shalat selalu menyempatkan diri untuk shalat berjamaah di musollah. Tapi setiap jama'ah selalu enggan shalat dekat dia ,semua menjauh kecuali wa haji Soleh dengan adiknya,haji Ibrohim yang biasanya berdiri mengapit Mbah Jamrong waktu shalat. Tapi walau bagaimana baiknya mbah Jambrong aku tetap membencinya. Pernah suatu hari aku berpapasan dengan dia di ujung gang, serta merta aku memalingkan muka dan menutup hidungku tidak peduli dengan sapaan dia. Dalam hati aku selalu mengumpat "kenapa sih, mahluk jelek dan tak berguna ini tidak cepat mati saja". Kebencian ini pernah aku ungkapkan kepada suamiku. Eh, malah suamiku menasehati kalau aku tidak boleh begitu." toh, Mbah Jambrong juga mahluk Allah,mah..." kata suamiku. Jelas saja hati aku tambah jengkel. Kepada anaku selalu berpesan jangan pernah mendekati apalagi membeli dagangannya Mbah Jambrong.
   Suatu hari, Tersiar kabar bahwa desa aku akan mendapat kunjungan bapak presiden semua pejabat desa sampai kecamatan sibuk bukan main mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara penyambutan bapak presiden. Jalan yang merupakan akses masuk kedesa aku mendadak di perbaiki bahkan diaspal. Pagar-pagar rumah yang letaknya dipinggir jalan dicat putih semua fasilitas umum diperbaiki. Aku tertawa dalam hati ada untungnya juga ada kunjungan dari bapak presidan, kalau tidak ada kunjungan entahlah mungkin fasilitas dan jalan tidak akan diperbaiki.
   Dua hari sebelum kunjungan bapak presiden datanglah lima orang yang merupakan komandan pasukan pengamanan presiden.Seorang perwira tinggi berpangkat Brigjen,namanya Brigjen Susanto mengecek kondisi dan keamanan desa dan menyusun rencana formasi pengamanan. Suamiku juga ikut mendampingi beliau, Suamiku memang termasuk tokoh masyarakat.
Aku duduk diserambi rumah ,kebetulan rombongan  jendral itu akan melewati jalan depan rumahku.
Tapi mendadak hatiku muak melihat embah jambrong duduk di pos ronda, mungkin kelelahan sehabis keliling berjualan. Di ujung jalan aku melihat iring-iringan rombongan jendral semakin mendekati rumahku, tampak Brigjen Susanto berjalan paling depan langkah-langkahnya tegap dan gagah perawakannya tinggi dan dengan sedikit jambang diwajahnya. Rombongan itu semakin dekat dan sebentar lagi akan melewati pos ronda dimana mbah Jambrong duduk melepas lelah.
   Tiba-tiba Brigjen Susanto mendadak berhenti didepan mbah Jambrong , dan menatap dengan tajam ke arah mbah Jambrong dan dengan perlahan mendekatinya.
" Abang Abdullah...?!" Brigjen Susanto berseru.
" Susantooo.....!? Mbah Jambrong terlihat sangat terkejut.
" Benarkah ini, abang Abdullah?!
" Benar Sus.." ujar Mbah Jambrong.
    Aku melihat dua orang yang beda status dan beda nasib saling berangkulan dan menangis. Semua orang yang menyaksikan diam terpaku dan terharu menyaksikan prestiwa itu. Aku tidak percaya dengan apa yang terjadi di depan mata. Hatiku masih belum yakin apakah ini kejadian kebetulan ataukah jangan-jangan hanya bersandiwara saja?.
  "Abang selama ini kemana saja ? Setelah aku dipindah tugaskan dari pulau kalimantan ke Jawa Barat aku coba menemui abang ke Madiun tapi ternyata abang tidak ada,aku hanya bertemu dengan Soleh,anak Abang. Soleh bilang abang Abdullah pergi tanpa Pamit. Bertahun-tahun aku coba mencari abang dengan harapan bisa bertemu denganmu. Aku tidak lelah berdo'a kepada Allah agar kita bisa dipertemukan kembali. Kiranya Allah mengabulkan do'a aku,bang.."
 " Benar sus, setelah semua tanah,rumah dan tempat usaha aku wariskan kepada anaku dan seluruh tabungan aku hibahkan kepada yayasan, aku pergi meninggalkan rumah dengan membawa sedikit uang. Aku ingin disisa hidupku hanya beribadah pada Allah, aku takut dengan limpahan harta aku menjadi orang yang tidak bisa bersyukur. Apalah arti limpahan harta,kedudukan atau istri yang cantik, karena ketika aku menghadap Allah hanya tiga meter kain kafan dan amal saleh yang aku bawa".
    Aku terkesima dengan ucapan-ucapan mbah Jambong ,aku tidak menyangka orang yang selama ini aku benci dan aku anggap hina ternyata adalah manusia berhati mulia. Terbayang semua yang telah aku lakukan terhadap mbah Jambrong, Setiap dia menyapa aku balas dengan memalingkan wajah dan meludah,tapi dia tetap tersenyum. Pernah suatu waktu anaku dikasih mainan burung tapi langsung aku sobek didepan dia tapi dia tetap tersenyum. Suamiku pernah bilang kalau dia sering melihat mbah Jambrong memasukan uang recehan dikotak amal disetiap shalat juma'atan.
Ya Allah, aku benar-benar merasa berdosa kepada Mbah jambrong yang bernama asli Bapak Abdullah. Aku telah melumuri diri ini dengan dengki. Aku merasa menjadi orang yang hina.
"Ampunilah dosa hamba ya Allah". Tidak terasa air mata ini berderai membasahi pipiku.
     "Mah.." aku tersentak, tanpa sadar suamiku sudah ada disamping aku
"kenapa menangis mah, sakit?" aku menggelengkan kepalaku dan mengusap airmata dengan punggung tanganku. Aku tidak sakit pah ,tapi hatiku benar-benar sakit dengan kelakuan aku sendiri ,jerit batinku.
      Sekarang, Mbah Jambrong telah pergi dibawa adiknya,Brigjen Susanto dan dititipkan dipondok pesantren di Cirebon itupun atas permintaan mbah jambrong sendiri. Aku benar-benar menyesal karena belum sempat minta maap kepada dia.
Kini ,aku sering duduk sendirian di teras rumah dan termenung. Aku mengharapkan mbah Jambrong lewat dan menyapaku. Aku akan balas sapaan dan senyum,mbah Jambrong. Aku akan berikan baju,celana dan sarung buatmu agar aku bisa membalas semua sikapku kepadanya. Aku mengharapkan Mbah Jambrong lewat depan rumahku, aku akan kasih dia sebotol air Aqua dan sedikit makanan agar dia tidak kelaparan.
Aku rindu dengan sosokmu, Mbah Jambrong...Sosok manusia luar biasa.

                                                                              Tamat

 
 

1 komentar:

Sekilas

Blog www.indramayuhutan.blogspot.com yang saya buat ini merupakan pengalaman pribadi . Blog ini berisi dua uraian yang kedua-duanya merupakan hasil investigasi dilapangan ketika saya masih bertugas di Perencanaan Hutan Daerah di Cirebon, sebagai petugas harian lepas. Di blog ini Saya membahas TEORI DALAM PERENCANAAN HUTAN dan di sisi lain menceritakan PENGALAMAN yang saya alami ketika bertugas..
Akhir kata ,saya mengucapkan terima kasih kepada saudara/i yang telah sudi meluangkan waktunya untuk mengunjungi blog saya. Dan akan lebih berterima kasih bila anda membagi pengalaman seru anda bertualangan di alam bebas.
Terima kasih.

Jalur pendakian G.Tampomas

Jalur pendakian G.Tampomas

Blogger

Blogger